Rabu, 05 Januari 2011

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

PAHLAWAN TANPA TANDA JASA
Semua anak engga menggubris kehadiran Pak April, guru matematika yang penampilannya udah mirip pensiunan itu. Pak April barangkali memang guru tertua di sekolah Kristin. Pak April terlalu sabar. Beliau engga pernah marah dan wajahnya seolah tak berdaya calo murid-muridnya membuat gaduh di kelas. Itu sebabnya anak-anak menjadi ngelunjak calo jam pelajaran matematika. Pernah ada bahkan yang ngerjain guru tua itu sampai beliau meninggalkan kelas tanpa jadi mengajar. Sebagai salah satu muridnya, sebenarnya Kristin merasa kasian juga. Tapi apa daya, lama kelamaan rasa itu luntur dengan sendirinya karena semua murid juga bersikap cuek dan membandel.
GuYs, apakah situasi yang dialami Kristin juga peranah kamu alami? Meremehkan sosok guru ato pengajar seolah sudah menjadi pemandangan biasa, apalagi disekolah-sekolah yang terkenal yang punya banyak stok murid bandel. Guru yang seharusnya dihormati malahan menjadi gurauan. Guru yang telah bersusah payah mengajar dan mendidik muridnya bukannya disegani malahan dipandang sebelah mata.sungguh ironis
Apakah Firman Tuhan juga peduli dengan sikap kita kepada guru? Yes, absolutely. Tuhan mengajarkan kepada kita untuk menghormati mereka yang telah bekerja keras diantara kita. Sebutan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa seharusnya membuat kita mengingat jasa dan pengorbanan mereka untuk kita. Barangkali kita berpikir ,”akh,toh mereka juga digaji”. Tapi coba kita berpikir sebaliknya. Seandainya tidak ada guru yang mau mengajar kita, meski digaji lalu apa jadinya dunia ini?
       Bagaimana pun juga kita tidak bias menilai jasa yang telah diberikan oleh para pendidik kita hanya dengan uang. Bukankah apa yang mereka ajarkan dapat membentuk kehidupan kita,sampai akhir hidup kita? Seorang guru pantas mendapatkan rasa respek kita. Apalagi bagi mereka yang benar-benar berdedikasi tinggi, peduli kepada kita, mau menegur dan mengingatkan bila kita salah, dsb. Calo saat ini kita masih sering meremehkan kehadiran mereka, belum terlambat untuk berubah. Hargailah pribadi mereka sebaai pengajar dan pendidik yang ikut menaburkan benih yang sangat berguna bagi masa depan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar